Visit my page! :)

Senin, 10 September 2012

Nasib Guru TK


GURU TK?


Kadang miris juga denger kabar gaji guru TK gak seberapa dibandingkan guru guru tingkat yang lebih atas. Mereka sampai demo dimana-mana.

Harusnya kebalikannya dong, guru TK yang gajinya lebih gede. Kenapa? Karena menurutku yang paling mempengaruhi kepribadian, karakter dan tumbuh kembang anak adalah guru TK.

Bayangin aja kalau seorang guru TK gagal mendidik muridnya. Ya walaupun peran keluarga lebih besar dan lingkungan sekitar mempengaruhi sih.. 

Bayangkan betapa susahnya seorang guru TK mendidik muridnya supaya menjadi pribadi yang pantas dijadikan sbg pelurus bangsa. Pelurus bangsa lho bukan penerus. Pelurus bangsa ya orang yang meluruskan bangsa ._.(?) Emang situ mau bangsa kita tetep gini gini aja? NGGAK KAN?

Gimana dengan guru SD, SMP, maupun SMA? Ya sebenarnya mereka juga turut andil, mungkin sedikit ikut berperan dlm pembentukan karakter siswa. Bisa aja kecilnya baik, jd remaja nakal / sebaliknya. Semua tergantung lingkungan juga. Jadi segalanya itu saling berkaitan satu sama lain. 

Tapi yang namanya "pembentukan karakter" paling berpengaruh adalah di masa masa emas antara umur 3-5 tahun. See? Intinya, yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak adalah lingkungan, keluarga, serta peran guru TK. 

Pengennya sih gaji guru TK itu lebih tinggi atau paling gak sebandinglah. Just IMO. How about you? :)

Fakultas bergengsi = Sukses?


Apa yang ada di pikiran kalian ketika melihat gambar di atas?

"Wah, gue harus masuk situ, jadi dokter! Biar gue sukses!"
Ya, banyak orang (mungkin termasuk kamu) pasti akan berpikiran sama. Tapi apa iya, kesuksesan hanya dapat diraih jika kita telah menyandang status dokter?

Sebagian besar anak kelas 3 memilih jurusan semacam Kedokteran, Teknik Kimia (atau lainnya) yang notabene fakultas bergrade tinggi. Mereka berlomba lomba untuk mendapatkan fakultas tersebut dengan cara apapun. Dari belajar maksimal sampai dengan cara yang curang (joki). 

Faktor mereka memilih jurusan tersebut juga berbeda beda. Ada yang memang kemauan sendiri. Ada yang paksaan orang tua. Memang, kita tahu bahwa orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Tapi apa perlu sampai menentukan segala hal termasuk masa depan

Tolak ukur kesuksesan bukanlah dari fakultas apa. Melainkan dari apakah kita mampu dan nyaman dengan apa yang kita jalani sekarang. Juga, apakah kita bisa mengaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar dengan ilmu yang kita punya. 

Yakali masuk fakultas kedokteran, tapi kita keteteran, tidak bisa mengikuti materi. Tidak nyaman. Stress. Sama saja. Masa depan suram. 

Lain hal ketika kita memilih fakultas dengan peminat sedikit, yang terlihat suram di mata kebanyakan orang. Tapi kita bisa menikmati.
Iya, menikmati semua bagian dari fakultas tersebut. Sampai hal terkecil pun.
Perasaan nyaman yang kita buat akan berdampak positif. 

Positif dalam segala hal termasuk dalam hal masa depan :) 

Peristiwa pekan lalu menyadarkan saya bahwa tidak semua yang terlihat baik selalu baik dan tidak semua yang terlihat buruk selalu buruk. 

Seperti kata pepatah, "Don’t judge the book by its cover." Intinya jangan melihat dari luarnya saja



Sekian dan selamat petang :)
Asterzizia :)

._.

This is my new blog (again and again). Just write randomly. Fill in the blank.